Foto Kegiatan

Kamis, 22 Maret 2012

METODE PENELITAN KUALITATIF POSITIVISME


METODE PENELITAN KUALITATIF POSITIVISME
Rasmian

      A.Pengantar
Ilmu pengetahuan sering dipandang sebagai akumulasi pengetahuan yang sistematis. (Nasution, 2004:2). Ilmu  pengetahuan yang memiliki sifat sistematis tersebut pada hakekatnya bersifat tentative atau sementara. Sehingga sewaktu –waktu dapat berubah atau berkembang. Ilmu pengetahuan dapat berubah atau berkembang dikarenakan adanya  penegetauan-pengetahuan baru yang dianggap lebih benar. Dalam hal ini, penelitian merupakan salah satu faktor penentu perubahan tersebut.
Dunia penelitian dari waktu ke waktu juga berkembang. Sejak abad ke16-17 paradigma penelitian dipengaruhi oleh pandangan rasionalisme (tahun 1596-1650). Isi  pandangan ini antara lain 1) sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal (rasio), 2) pengalaman empiris hanya berfungsi mengukuhkan pengetahuan yang diperoleh oleh akal, 3) akal tidak memerlukan pengalaman indrawi ( Mantra, 2008:34).
Pada tahun 1651-1626 paradigma penelitian dipengaruhi pandangan empirisme. Diantara isi pandangan ini adalah 1) dunia merupakan suatu keseluruhan sebab akibat, 2) perkembangan akal ditentukan oleh perkembangan empiris ( Mantra, 2008:34).
Selanjutnya  pada abad ke-19 paradigma penelitian dipengaruhi  pandangan positivism yang dipelopori oleh pemikiran Auguste Comte (1798-1857). Dalam usaha untuk memecahkan masalah yang ada dalam masyarakat, kelompok positivisme berusaha untuk mengetahui melalui penelitian ( Mantra, 2008:24). Pendekatan yang dianut oleh kelompok positivisme ini sering disebut sebagai penelitain kuantitatif.
Dalam makalah singkat ini akan dibahas secara singkat pula penelitian kualitatif yang memanfaatkan pandangan positivisme.

B.      Mengenal Pisitivisme dan Metodologi Penelitiannya
Sebagaimana dijelaskan dalam subbabpengantar  bahwa Positivisme diperkenalkan oleh Auguste Comte (1798-1857). Auguste Comte berpandangan bahwa ilmu pengetahuan tidak boleh melebihi fakta-fakta(Salahundin, 2011: 74). Dengan demikian ilmu pengetahuan empiris menjadi contoh istimewa dalam bidang pengetahuan. Dalam hal ini Muhajir (2000, 12) menjelaskan bahwa kaum positivisme mengembangkan metodologi aksiomatisasi teori ilmu ke dalam ke dalam logika matematik, dan dikembangkan lebih jauh dalam logika induktif.  Oleh karenanya  penerapan metode tersebut banyak dipakai oleh ilmu-ilmu alam. Menurut             W.  Dilthey  dalam Hardiman (2003: 22) ilmu dibedakan menjadi dua yaitu ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu roh/budaya. Ilmu-ilmu alam mepiluti ilmu Fisika, Kimia, Biologi dan lain sebagainya.
Penerapan pandangan positivisme dalam penelitian ilmu alam menurut Hardiman ( 2003:22) dapat dijelas  sebagai berikut:
a.       Seorang ahli ilmu alam misalnya mengamati benda jatuh, sel atau larutan asam di laboratorium. Ia memandang objek penelitian tersebut dengan sikap bahwa proses-proses alamiah itu hanya sebagai objek belaka.
b.      Dengan pandangan bahwa proses alamiah itu hanya sebagai objek belaka, peneliti menghadapi objeknya sebagai fakta netral.
c.        Peneliti memanipulasi objeknya dengan eksperimen untuk menemukan pengetahuan menurut model “sebab-akibat”.
d.      Hasil  manipulasi adalah sebuah pengetahuan tentang hokum-hukum yang niscaya terjadi di alam.
Sedangkan menurut Mantra (2008:24) kaum Positivisme melakukan penelitian melalui beberapa tahap. Tahap pertama membuat hipotesis tentang penyebab terjadinya masalah, tahap kedua  menguji hipotesis melalui percobaan, observasi dan komparasi. Tahap ketiga menganalisis apakah hipotesis diterima atau ditolak.  Jika hipotesis diterima maka statusnya berubah menjadi tesis, kebenaran atau dalil.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian Positivisme adalah:
a.       Penelitian yang mengunakan ilmu logika matematik,
b.      Karena mengunakan logika matematik, maka data-data berupa angaka matematik, oleh karena itu penelitian disebut sebagai penelitian kuantitatif
c.       Penelitian diterapkan pada ilmu alam yang meliputi fisika, kimia, biologi
d.      Penelitian menggunakan tahap perumusan hipotesis, percobaan, analisis hipotesis dan penyimpulan masalah
e.      Jika hipotesis diterima, maka ia berubah menjadi tesis, kebenaran atau dalil.

C.      Metode Penelitian Kualitatif Positivisme
Judul makalah ini “ Aliran Positivisme dalam Penelitian Kualitatif”. Berdasarkan judul tersebut orang mungkin  bertanya “apakah yang dimaksud dengan penerapan metode kuantitatif (metode ilmu alam/ metode positivisme) pada penelitian kualitatif”?
Sebelum menjelaskan masalah tersebut terlebih dahulu kita bahas tentang penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2002:2) penelitian kualitatif diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Istilah ini tampaknya digunakan untuk menujukkan kebalikan dari istilah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif Menurut Moleng adalah penelitian yang didasarkan pada perhitungan matematik yang meliputi prosentase, rata-rata, ci kuadrat dan perhitungan statistic lain( 2002:2).
Sedangkan Bungin (2010:3) mengemukan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian sosial yang menggunakan paradigma fenomenologi. Berbeda dengan Bungin, Arikunto (2006:12) memakai istilah penelitian kualitatif naturalistik sebagai padanan istilah kualitatif. Arikunto menjelaskan penelitian kulitatif naturalistik menunjuk bahwa pelaksanaan penelitian ini memang terjadi secara alamiah, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya. Dengan kata lain penelitian kualitaif merupakan penelitian  yang kesimpulannya tidak diperoleh dari prosedur-prosedur statistik
Kembali pada pertanyaan “apakah yang dimaksud dengan penerapan metode kuantitatif (metode ilmu alam/ metode positivisme) pada penelitian kualitatif”?
Menjawab pertanyaan tersebut terlebih dahulu diingat pendapat Hardiman tentang pandangan positivism dalam penelitian ilmu alam yang telah dikutip pada subbab Mengenal Pisitivisme dan Metodologi Penelitiannya. Langkah-langkah yang dipakai dalam penelitian ilmu alam tersebut diterapkan dalam penelitian social yang objeknya diganti dengan ‘’fenomena-fenomena sosial”. Data dalam penelitian kualitatif diubah menjadi data kuantitatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

COACHING DALAM PENDIDIKAN

A. Pendahuluan            Senin, 1 Februari 2021 merupakan hari bersejarah bagi pendidikan Indonesia. Pada hari itu Menteri Pendidikan dan K...