Foto Kegiatan

Jumat, 10 Mei 2013

FORMALISME DAN FUNGSIONALISME



FORMALISME DAN FUNGSIONALISME
A.    Pengantar
Pragmatik adalah kajian tentang hubungan tanda dengan orang yang menginterpretasikan tanda itu (Moris, 1938: 6). Berdasarkan pandangan tersebut pragmatik membicarakan seluk bahasa ditinjau dari fungsi bahasa dalam kehidupan social.  Di sisi lain bahasa dapat dipandang dari strukturnya.  Kelompok ilmuwan yang mengkaji bahasa dari strukturnya merupakan kolompok yang memandang bahasa sebagai sistem yang  otomom. Sebagai sistem yang otonom bahasa mengandung kaidah-kaidah tertentu.
Ilmiwan yang berpandangan bahwa bahasa merupakan sistem otonom dikenal dengan aliran formalism, sedang ilmuwan yang  membicarakan seluk bahasa ditinjau dari fungsi bahasa dalam kehidupan social disebut sebagai aliran fungsionalisme.
Berdasarkan hal tersebut makalah ini akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan kedua aliran tersebut.
B.     Pandangan Formalisme dan Fungsionalisme
Di bagian pengantar telah dijelaskan bahwa  ada dua aliran yang memandang bahasa dari sudut yang berbeda  yaitu aliran formlis dan aliran fungsionalis.  Untuk mengetahui apa sebenarnya aliran  Formalis dan aliran Fungsionalime  berikut  disajikan  beberapa pandangan kedua aliran tersebut.
Tabel 1 Pandangan Formalis dan Fungsionalisme Mengenai Bahasa
Formalis
Fungsionalis
Cerderung menganggap hakekat bahasa sebuah fenomental. Tokoh yang menganut pandangan ini  adalah Chomski.
Cenderung menggap hakekat bahasa sebagai fenomena kenasyarakatan. Tokoh Halliday.
Kesemestaan bahasa diturunkan dari warisan linguistic genetik yang dimiliki manusia.
Kesemestraaan bahasa berasal dari penggunaan bahasa dalam masyarakat.
Pemerolehan bahasa anak didasarkan pada kemampuan alamiah manusia untuk belajar
Pemerolehan bahasa anak didasarkan pada perkembangan kebutuhan dan kemampuan komunikatif si anak dalam masyarakat.
Bahasa sebagai suatu sistem otonom
Bahasa sebagai suatu sistem yang berhubungan dengan fungsi sosialnya.

1.      Pandangan Formalisme
Chommsky sebagai salah satu tokoh kaum formalis bahasa sebagai seperangkat kalimat. Kalimat-kalimat memiliki arti atau makna, tata cara pengucapannya. Jadi dalam bahasa  dibutuhkan tata bahasa.  Tata bahasa  merupakan seperangkat  kaidah yang meadukan makna-makna tertentu dengan pengucapan-pengucapan tertentu.
Salah satu komponen esensial dari  dalam tata bahasa adalah sintaksis. Dalam sintaksis setiap kalimat direpresentasikan oleh serangkaian kata atau serangkaian formatif ( formatives). Dengan adanya rangkaian  kata tersebut terbentuklah makna,  bentuk kalimat dan bentuk pengucapan. Berdasarkan ketiga hal tersebut terbentuklah tataran semantic, sintaksis dan fonologi. Selain tataran di atas, kaidah bahasa juga dibedakan menjadi kaidah bahasa yang benar dan  bentuk-bentuk gramatik masing-masing tataran.
Teori-teori kebahsaan formal tersebut menjelaskan fakta-fakta pengetahuan yang dimiliki penutur mengenai bahasanya.
2.      Pandangan Fungsionalis
Bahasa didefinisikan sebagai sebuah bentuk komunikasi. Pandangan ini ingin memperlihatkan bagaimana  bahasa bekerja dalam sistem masyarakat.  Dalam sistem kemasyarakatan orang berbahasa itu untuk tujuan apa, apa maksudnya, apa sasarannya. Kita dapat dikatakan telah mengggunakan penjelasan fungsional jika kita telah memabahas makna-makna dari aspek maksud sebagaimana dilakukan oleh filsuf-filsuf.
Dengan menggunakan teori fungsionalisme kita dapat menjawab pertanyaan mengapa tuturan x yang digunakan  bukan tuturan y, sebab tuturan x lebih sesuai dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.
Dalam membicarakan sifat-sifat bahasa ilmuwan  fungsionlisme lebih suka menggunakan istilah fungsi. Sehingga lahirlah istilah ragam biologis, ragam psikologis, dan ragam social fungsionalisme.
C.     Empat Fungsi Bahasa Menurut Popper dan Leech.
Dalam bagian ini akan dibahas teori fungsionalisme Popper dan teori fungsionalisme Leech.
Menurut Popper, teori evolusi menjelaskan mengapa suatu jenis makhluk hidup akhirnya berhasil menyesuaikan diriya dengan lingkungannya, yaitu karena makhluk tersebut telah menghancurkan sesama jenisnya yang kurang baik, sehingga hanya jenis-jenis yang kuat yang bertahan. Begitu juga sistem komunikasi hewan, secara biologis dapat dikatakan  berhasil kalau dapat mendorong jenis makhluk yang menggunakannya. Itulah yang dimaksud fungsionalime biologis. Namun menurut Leech fungsionalime biologis ini tidak banyak dapat digunakan untuk menjelaskan bahasa manusia. Memang tidak dapat disangkal lagi bahwa kemampuan berbahasa sebagian besar merupakan warisan genetic. Namun peilaku linguistic tidak sekedar warisan genetic saja, melainkan sebuah ketrampilan yang harus dipelajari oleh setiap individu yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya melalui transformasi kebudayaan. Jadi disamping penjelasan biologis dibutuhkan penjelasan fungsionalis yang lain yaitu fungsi psikologis dan sosial.
Untuk menjelaskan hal tersebut Popper memberikan penjelasan melalui teori epistemology tentang tiga dunia.  Tiga dunia tersebut adalah pertama, dunia benda atau keadaan fisik;  kedua, dunia kesadaran, atau keadaan mental, atau kecenderungan kecenderungan perilaku untuk bertindak; ketiga, dunia kandungan pemikiran yang objektif misalnya pemikiran ilmiah dan puitis dan dunia karya seni. Agar lebih jelas Popper menjelaskan tahap-tahap fungsi bahasa manusia. Tahap-tahap fungsional dalam bahasa menurut Popper dapat dilihat bagan berikut ini.
Gambar 1 Tahap-Tahap Fungsional Bahasa Manusia
D
Fungsi argumentative
Memakai bahasa untuk menyajikan dan menilai argumentasi dan penjelasan


C
Fungsi deskripsi
Memakai bahasa untuk memerikan objek-objek dalam dunia eksternal



B
Fungsi informative
Memakai bahasa untuk menyampaikan informasi kepada orang lain mengenai keadaan-keadaan eksternal



A
Fungsi ekspresi
Memakai bahasa untuk mengungkapkan keadaan-keadaan internal individu.

Berdasarkan gambar 1 di atas tahap-tahap fungsional bahasa membentuk sebuah hirarki. Fungsi lebih tinggi terdapat bersama serta mencakup fungsi yang ebih rendah. Fungsi yang lebih rendah tidak perlu mengandung fungsi yang lebih tinggi.  Dapat  pula dilihat bahwa terjadi umpan balik dari fungsi yang lebih tinggi ke fungsi yang lebih rendah, yaitu bila sebuah sistem komunikasi sudah meningkat ke fungsi-fungsi yang lebih tinggi, fungsi ini dapat memengaruhi perilaku pada tingkatan yang lebih rendah sehingga lebih canggih. Misalnya saja, kemampuan menggunakan bahasa yang deskriptif (fungsi deskriptif) tidak hanya memungkinkan manusia memerikan benda-benda dalam dunia eksternal tetapi juga keadaan internalnya ( fungsi eksprsif).
Menurut  Leech, pendapat Popper tertang tiga dunia dan empat fungsi bahasa belumlah lengkap. Leech berpendapat bahwa terdapat mata rantai yang terputus dalam epistemology Popper yaitu  dunia fakta-fakta masyarakat. Dunia ini terletak antara dunia kedua dan dunia ketiga epistemologinya Popper. Sehingga Leech membuat tahap-tahap fungsi bahasa sebagaimana tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Tahap-tahap Fungsi Bahasa Menurut Leech

Dunia 1
Dunia 2
Dunia 3
Dunia 4
A
‘Penghuni dunia-dunia ini’
Benda-benda, kedaan-keadaan, dan lain sebagianya (fisik, biologis)
Benda-benda, kedaan-keadaan, dalain sebagianya (yang mental/subjektif)
Benda-benda, kedaan-keadaan, dalain sebagianya (yang kemasyarakatan)
Fakta-fakta objektif yang hadir terpisah dari benda, pemikiran, atau masyarakat tertentu
B
Fungsi komunikasi
Ekepresi
Informative/konatif
Deskriptif
Argumentasi/metalingual
C
Sejarah pengalihan dan akumulasi informasi
Genetik
Belajar
Pengalihan kebudayaan
Pengalihan linguistic
D
Satuan pengalihan
Makhluk dan sebaginya
Individu
Masyarakat, suku, kebudayaan, dsb.
Masyarakat linguistic
E
Penyesuaian pada lingkungan melalui:
Seleksi alam
Kondisional
Kemajuan sosial dan teknologi
Meniadakan kesalahan melalui argumentasi (metode ilmiah).

Bedasarkan tebel 2 di atas dapat dijelaskan bahwa fungsi ekspresi perilaku dapat berkembang dalam suatu yang fisik murni atau dunia pertama. Hal ini menunjukkan gejala yang menandakan suatu kedaan biologis. Misalnya saja gerakan sayap burung yang sebagai tanda sakitnya. Jika gejala fisik tadi kita interpretasikan sebagai tanda untuk ekspresi keadaan internal individu maka kita telah memasuki dunia kedua atau dunia pengalaman subjektif. Contoh lain, bila kita binatang-binatang peliharaan kita menunjukkan tanda lapar, sakit, takut, dan sebagainya dan kita menafsirkan tanda tersebut sebagai suatu komunikasi yang ekspresif maka kita masih berada di dunia kedua (dunia  psikologis). Tetapi jika tanda tanda tersebut kita interpretasikan sebagai tanda yang member informasi kepada kita tentang keadaan internal mereka, atau dengan kata lain hal tersebut kita anggap sebagai perilaku yang komunikatif dan bertujuan maka kita telah memasuki dunia ketiga atau dunia benda-benda, keadaan-keadaan, dan peristiwa-peristiwa social. Mengpa demikian sebab semua individu dari kelompok social tertentu memahami makna sebuah fenomena tersebut yang mereka anggap eksternal.
Duani keempat yang objektif dapat dikatakan berkembang dari fungsi deskriptif pada dunia ketiga. Melaluii fungsi deskriptif pemeraian-pemeraian mengenai dunia dapat dinyatakan secara tegas. Karena kita dapat menginterpretasikan  ‘ benar’ dan ‘salah ‘ menggunakan nalar dan argumentasi.
Penjelasan lain berdasarkan table 2 adalah mengenai adaptasi fungsional yang terjadi dalam keempat dunia.  Dalam  baris A, B, C, dan D table di atas dapat dijelaskan terdapat tiga komponen adaptasi fungsional. Komponen tersebut ialah, pertama, prinsip adaptasi; kedua, satuan pengalihan, yaitu organism yang melakukan pengalihan; ketiga, mekanisme adaptasi.
Dalam dunia pertama, prinsip adaptasi bersifat genetic. Artinya informasi diteruskan secara genetic dari generasi satu ke generasi berikutnya. Satuan  pengalihannya adalah makhluk sedangkan mekanisme adaptasinya adalah seleksi alam.
Dalam lingkup psikologis atau dunia kedua, prinsip adaptasi adalah belajar, satuan pengalihannya adalah individu. Hal ini dapat dilakukan oleh setiap individu yaitu setiapindividu dapat  meneruskan informasi kepada dirinya sendiri melalui belajar. Dalam hal ini mekanisme adaptasi melalui situai yang terkondisikan atau mekanisme psikologis. Dalam mekanisme ini sesuatu yang gagal akan dibuang sedangkan sesuatu yang berhasil akan dipakai.
Dalam dunia ketiga atau dalam ranah budaya dan masyarakat, prinsip adaptasi adalah dengan cara pengalihan kultur. Kelompok social tertentu mengalihkan informasi ke generasinya melalui akulturasi anggota-anggotanya yang baru. Dengan demikian sebuah kelompok masyarakat dapat belajar dari generasi sebelumnya.
Sedangkan pada ranah dunia keempat (ide dan fakta objektif) informasi dialihkan melalui prinsip pengalihan linguistic yang merupa teks. Masyarakat linguistic mengalihkan  informasi tersebut menggunakan eliminasi kesalahan. Misalnya saja tampak dalam metode ilmiah yang bersifat hipotetik deduktif.
Dapat disimpulkan bahwa dunia keempat melingkupi kajian mengenai realita fisik, psikis, sosial.
Kajian mengenai linguistik juga membentuk hirarki yang sejajar dengan dengan keempat   dunia  sebagaimana yang dikemukakan Popper tadi. Jenis teori linguistik yang paling dasar ialah teori yang mengkaji bahasa sebagai sesuatu yang fisik murni atau setara dengan dunia kesatu. Teori ini terutama dianut oleh kaum strukturalis pasca-Bloomfield yang ingin menganggap linguistik sebagai ilmu fisika. Jenis teori yang kedua ialah mengkaji bahasa sebagai suatu fenomena mental. Teori ini dikemukakan oleh Chomsky penganut aliran tata bahasa. Jenis teori ketiga mengkaji bahasa sebagai fenomena social. Teori ini dianut oleh Saussure, Firth, dan Halliday. Saussure menganggap bahasa adalah suatu lembaga social yang hadir di luar anggota masyarakat linguistik.
Perdapat Saussure tersebut menurut Leech dianggap telah memasukkan bahasa sebagai penghuni dunia  keempat, yaitu sebuah pengetahuan yang bersifat objektif.  Dalam ari yang lain bahasa hadir sebagai pengetahuan yang otonom.

D.    Fungsi Bahasa Menurut Halliday
Tiga fungsi bahasa yang dikemukakan Halliday ( 1970,1973) ialah
a. Fungsi idesional: bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan dan menginterpretasi pengalaman dunia. Fungsi ini dibagi menjadi fungsi eksperensial dan logical.
b. Fungsi interpersonal: bahasa befungsi sebagai pengungkapan sikap penutur dan sebagai pengaruh pada sikap dan perilaku peturur.
c. Fungsi tekstual bahasa: bahasa berfungsi sebagai alat untuk mengontruksi atau menyusun  sebuah teks.
Berdasarkan tiga fungsi tersebut Leech memberikan tafsiran sebagai berikut.
Pertama, fungsi eksperensial dan logikal sejajar dengan fungsi argumentative dan deskriptifnya Popper. Kedua bahwa Leech tidak sepaham dengan Halliday yang mendudukan ketiga fungsi di atas ke dalam tata bahasa. Leech berpandangan bahwa fungsi idesional adalah  fungsi tata bahasa( bahasa berfungsi untuk menyanpaikan ide kepada penutur melalui kaidah-kaidah pemetaan makna bunyi). Fungsi idesional mencakup fungsi deskriptif dan fungsi argumentasi. Tanpa fungsi iddesional (tata bahasa), bahasa manusia akan digolongkan ke dalam kelompok komunikasi sinpanse. Sedangkan fungsi interpersonal dan fungsi tektual merupakan fungsi pragmatik.

E.     Prakmatik Tekstual
Ada empat prinsip yang dikemukakan oleh Slobin berkaitan dengan prakmatik tekstual. Prinsip tersebut sebagai berikut.
1.      Usahakan agar teks dapat diproses dalam batas waktu kemampuan manusia.
2.      Usahakan agar teks itu jelas.
3.      Usahakan agar teks itu singkat dan mudah dipahami.
4.      Usahakan agar teks itu ekspresif.
Leech member penjelasan keempat prinsip tersebut dengan istilah-istilah sebgai berikut.
a.       Prinsip Prosebilitas
Leech menganjurkan agar teks disusun sedemikian rupa hingga mudah bagi petutur e pesan untuk mengkode pesan pada waktunya. Dalam proses mengkode pesan seseorang harus menentukan (a) bagaimana membagi-bagi pesan, (b) bagaimana tingkat subordinasi dan seberapa penting peran masing-masing satuan, dan (c) bagaimana mengurutkan satuan-satuan pesan itu. Prinsip ini meliputi aspek fonologi, sintaksis, dan semantik.
b.      Prinsip Kejelasan
Prinsip kejelasan secara umum dapat dibagi menjadi dua maksim, yaitu maksim kejernihan dan mas atau ksim ketaksaan. Prinsip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.      Usahakan suatu hubungan yang langsung dan jelas/jernih antara struktur fonologis dengan struktur semantik (antara pesan dengan teks).
Contoh : Pagi akhirnya tiba, dan kami harus berangkat. Pada contoh di atas terdapat ketidakjelasan antara argumen ( pagi akhirnya tiba ) dengan predikat (harus berangkat). Contoh lain, Waktu kami perlisahkan! Pada contoh ini siapakah yang dipersilahkan? Yang disilahkan adalah orang bukan waktu.
2.      Hindari tuturan-tuturan yang taksa ( makna lebih dari satu).
Contoh: Saya belum jelas. Kalimat di atas menimbulkan penafsiran tidak jelas pesan yang disampaikan oleh penutur atau tidak jelas maksud penutur, atau petutur tidak mengerti apa yang disampaikan penutur.
Perbanjadikan kalimat menjadi
Saya belum mengerti.
c.       Prinsip Ekonomi
Yang dimaksud prinsip ekonomi : usahakan agar teks itu singkat dan mudah dipahami.
Bandingkan dua pasangan  kalimat berikut ini.
Kita wajib saling menghormati terhadap hak-hak asasi manusia
Kita wajib saling menghormati hak-hak asasi manusia.
Para tamu-tamu sudah disilahkan duduk
Para tamu disilahkan duduk
Hardi tidak masuk sekolah sebab ia sakit.
Hardi tidak masuk sekolah sebab sakit

d.      Prinsip Ekspresivitas
Prinsip ekspresivitas harus mencakup maksim ikonitas. Maksim ini menganjurkan si pemakai bahasa agar teks itu meniru aspek-aspek pesan.
Perhatikan teks betikut ini.
1.      John Brown melakukan kejahatan itu, dan John Brown harus dihukum.
2.      Mereka berusaha sekuat tenaga dan kami berusaha sekuat tenaga dan kami mengalahkan mereka dan kami mengalahkan mereka habis-habisan.
Kalimat-kalimat di atas merupakan contoh pengulangan ekspresif. Artinya pengulangan suatu bentuk yang dilakukan untuk tujuan-tujuan retorik seperti member kejutan, mebuat terkesan petutur dan lain sebaginya.
F.      Simpulan
Bahasa terdiri atas tata bahasa dan pragmatic. Tata bahasa adalah suatu sistem yang bastrak dan formal untuk menghasilkan dan menafsirkan pesan. Sedangkan Pragmatik merupakan seperangkat strategi dan prinsip untuk dapat berhasil dalam komunikasi dengan mengunakan tata bahasa. Tata bahasa telah menyesuaikan diri secara fungsional dalam arti bahwa tata bahasa memiliki sifat-sifat memudahkan  bekerjanya pragmatik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

COACHING DALAM PENDIDIKAN

A. Pendahuluan            Senin, 1 Februari 2021 merupakan hari bersejarah bagi pendidikan Indonesia. Pada hari itu Menteri Pendidikan dan K...