FORMALISME DAN FUNGSIONALISME
A.
Pengantar
Pragmatik
adalah kajian tentang hubungan tanda dengan orang yang menginterpretasikan
tanda itu (Moris, 1938: 6). Berdasarkan pandangan tersebut pragmatik
membicarakan seluk bahasa ditinjau dari fungsi bahasa dalam kehidupan social. Di sisi lain bahasa dapat dipandang dari
strukturnya. Kelompok ilmuwan yang
mengkaji bahasa dari strukturnya merupakan kolompok yang memandang bahasa
sebagai sistem yang otomom. Sebagai
sistem yang otonom bahasa mengandung kaidah-kaidah tertentu.
Ilmiwan
yang berpandangan bahwa bahasa merupakan sistem otonom dikenal dengan aliran formalism,
sedang ilmuwan yang membicarakan seluk
bahasa ditinjau dari fungsi bahasa dalam kehidupan social disebut sebagai
aliran fungsionalisme.
Berdasarkan
hal tersebut makalah ini akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan kedua
aliran tersebut.
B.
Pandangan Formalisme dan Fungsionalisme
Di bagian pengantar telah dijelaskan
bahwa ada dua aliran yang memandang
bahasa dari sudut yang berbeda yaitu
aliran formlis dan aliran fungsionalis.
Untuk mengetahui apa sebenarnya aliran
Formalis dan aliran Fungsionalime
berikut disajikan beberapa pandangan kedua aliran tersebut.
Tabel 1 Pandangan Formalis dan
Fungsionalisme Mengenai Bahasa
Formalis
|
Fungsionalis
|
Cerderung menganggap hakekat bahasa sebuah
fenomental. Tokoh yang menganut pandangan ini
adalah Chomski.
|
Cenderung menggap hakekat bahasa
sebagai fenomena kenasyarakatan. Tokoh Halliday.
|
Kesemestaan bahasa diturunkan dari
warisan linguistic genetik yang dimiliki manusia.
|
Kesemestraaan bahasa berasal dari
penggunaan bahasa dalam masyarakat.
|
Pemerolehan bahasa anak didasarkan
pada kemampuan alamiah manusia untuk belajar
|
Pemerolehan bahasa anak didasarkan
pada perkembangan kebutuhan dan kemampuan komunikatif si anak dalam
masyarakat.
|
Bahasa sebagai suatu sistem otonom
|
Bahasa sebagai suatu sistem yang
berhubungan dengan fungsi sosialnya.
|
1.
Pandangan Formalisme
Chommsky sebagai salah satu tokoh kaum
formalis bahasa sebagai seperangkat kalimat. Kalimat-kalimat memiliki arti atau
makna, tata cara pengucapannya. Jadi dalam bahasa dibutuhkan tata bahasa. Tata bahasa
merupakan seperangkat kaidah yang
meadukan makna-makna tertentu dengan pengucapan-pengucapan tertentu.
Salah satu komponen esensial dari dalam tata bahasa adalah sintaksis. Dalam
sintaksis setiap kalimat direpresentasikan oleh serangkaian kata atau
serangkaian formatif ( formatives).
Dengan adanya rangkaian kata tersebut
terbentuklah makna, bentuk kalimat dan
bentuk pengucapan. Berdasarkan ketiga hal tersebut terbentuklah tataran
semantic, sintaksis dan fonologi. Selain tataran di atas, kaidah bahasa juga
dibedakan menjadi kaidah bahasa yang benar dan
bentuk-bentuk gramatik masing-masing tataran.
Teori-teori kebahsaan formal tersebut
menjelaskan fakta-fakta pengetahuan yang dimiliki penutur mengenai bahasanya.
2.
Pandangan Fungsionalis
Bahasa
didefinisikan sebagai sebuah bentuk komunikasi. Pandangan ini ingin
memperlihatkan bagaimana bahasa bekerja
dalam sistem masyarakat. Dalam sistem
kemasyarakatan orang berbahasa itu untuk tujuan apa, apa maksudnya, apa
sasarannya. Kita dapat dikatakan telah mengggunakan penjelasan fungsional jika
kita telah memabahas makna-makna dari aspek maksud sebagaimana dilakukan oleh
filsuf-filsuf.
Dengan
menggunakan teori fungsionalisme kita dapat menjawab pertanyaan mengapa tuturan
x yang digunakan bukan tuturan y, sebab
tuturan x lebih sesuai dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.
Dalam
membicarakan sifat-sifat bahasa ilmuwan
fungsionlisme lebih suka menggunakan istilah fungsi. Sehingga lahirlah
istilah ragam biologis, ragam psikologis, dan ragam social fungsionalisme.
C.
Empat Fungsi Bahasa Menurut Popper dan Leech.
Dalam bagian ini akan dibahas teori
fungsionalisme Popper dan teori fungsionalisme Leech.
Menurut Popper, teori evolusi
menjelaskan mengapa suatu jenis makhluk hidup akhirnya berhasil menyesuaikan
diriya dengan lingkungannya, yaitu karena makhluk tersebut telah menghancurkan
sesama jenisnya yang kurang baik, sehingga hanya jenis-jenis yang kuat yang
bertahan. Begitu juga sistem komunikasi hewan, secara biologis dapat dikatakan berhasil kalau dapat mendorong jenis makhluk
yang menggunakannya. Itulah yang dimaksud fungsionalime biologis. Namun menurut
Leech fungsionalime biologis ini tidak banyak dapat digunakan untuk menjelaskan
bahasa manusia. Memang tidak dapat disangkal lagi bahwa kemampuan berbahasa
sebagian besar merupakan warisan genetic. Namun peilaku linguistic tidak
sekedar warisan genetic saja, melainkan sebuah ketrampilan yang harus
dipelajari oleh setiap individu yang diturunkan dari generasi ke generasi
berikutnya melalui transformasi kebudayaan. Jadi disamping penjelasan biologis
dibutuhkan penjelasan fungsionalis yang lain yaitu fungsi psikologis dan
sosial.
Untuk menjelaskan hal tersebut Popper
memberikan penjelasan melalui teori epistemology tentang tiga dunia. Tiga dunia tersebut adalah pertama, dunia
benda atau keadaan fisik; kedua, dunia
kesadaran, atau keadaan mental, atau kecenderungan kecenderungan perilaku untuk
bertindak; ketiga, dunia kandungan pemikiran yang objektif misalnya pemikiran
ilmiah dan puitis dan dunia karya seni. Agar lebih jelas Popper menjelaskan
tahap-tahap fungsi bahasa manusia. Tahap-tahap fungsional dalam bahasa menurut
Popper dapat dilihat bagan berikut ini.
Gambar 1 Tahap-Tahap Fungsional Bahasa
Manusia
D
|
Fungsi argumentative
|
Memakai bahasa untuk menyajikan dan menilai argumentasi
dan penjelasan
|
|
|
|
C
|
Fungsi deskripsi
|
Memakai bahasa untuk memerikan objek-objek dalam dunia
eksternal
|
|
|
|
B
|
Fungsi informative
|
Memakai bahasa untuk menyampaikan informasi kepada orang
lain mengenai keadaan-keadaan eksternal
|
|
|
|
A
|
Fungsi ekspresi
|
Memakai bahasa untuk mengungkapkan keadaan-keadaan
internal individu.
|
Berdasarkan gambar 1 di atas tahap-tahap
fungsional bahasa membentuk sebuah hirarki. Fungsi lebih tinggi terdapat
bersama serta mencakup fungsi yang ebih rendah. Fungsi yang lebih rendah tidak
perlu mengandung fungsi yang lebih tinggi.
Dapat pula dilihat bahwa terjadi
umpan balik dari fungsi yang lebih tinggi ke fungsi yang lebih rendah, yaitu
bila sebuah sistem komunikasi sudah meningkat ke fungsi-fungsi yang lebih
tinggi, fungsi ini dapat memengaruhi perilaku pada tingkatan yang lebih rendah
sehingga lebih canggih. Misalnya saja, kemampuan menggunakan bahasa yang
deskriptif (fungsi deskriptif) tidak hanya memungkinkan manusia memerikan
benda-benda dalam dunia eksternal tetapi juga keadaan internalnya ( fungsi
eksprsif).
Menurut
Leech, pendapat Popper tertang tiga dunia dan empat fungsi bahasa
belumlah lengkap. Leech berpendapat bahwa terdapat mata rantai yang terputus
dalam epistemology Popper yaitu dunia fakta-fakta
masyarakat. Dunia ini terletak antara dunia kedua dan dunia ketiga
epistemologinya Popper. Sehingga Leech membuat tahap-tahap fungsi bahasa
sebagaimana tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Tahap-tahap Fungsi Bahasa
Menurut Leech
|
Dunia 1
|
Dunia 2
|
Dunia 3
|
Dunia 4
|
|
A
|
‘Penghuni dunia-dunia ini’
|
Benda-benda, kedaan-keadaan, dan lain
sebagianya (fisik, biologis)
|
Benda-benda, kedaan-keadaan, dalain
sebagianya (yang mental/subjektif)
|
Benda-benda, kedaan-keadaan, dalain
sebagianya (yang kemasyarakatan)
|
Fakta-fakta objektif yang hadir terpisah dari benda,
pemikiran, atau masyarakat tertentu
|
B
|
Fungsi komunikasi
|
Ekepresi
|
Informative/konatif
|
Deskriptif
|
Argumentasi/metalingual
|
C
|
Sejarah pengalihan dan akumulasi informasi
|
Genetik
|
Belajar
|
Pengalihan kebudayaan
|
Pengalihan linguistic
|
D
|
Satuan pengalihan
|
Makhluk dan sebaginya
|
Individu
|
Masyarakat, suku, kebudayaan, dsb.
|
Masyarakat linguistic
|
E
|
Penyesuaian pada lingkungan melalui:
|
Seleksi alam
|
Kondisional
|
Kemajuan sosial dan teknologi
|
Meniadakan kesalahan melalui argumentasi (metode
ilmiah).
|
Bedasarkan tebel 2 di atas dapat
dijelaskan bahwa fungsi ekspresi perilaku dapat berkembang dalam suatu yang
fisik murni atau dunia pertama. Hal ini menunjukkan gejala yang menandakan
suatu kedaan biologis. Misalnya saja gerakan sayap burung yang sebagai tanda
sakitnya. Jika gejala fisik tadi kita interpretasikan sebagai tanda untuk
ekspresi keadaan internal individu maka kita telah memasuki dunia kedua atau
dunia pengalaman subjektif. Contoh lain, bila kita binatang-binatang peliharaan
kita menunjukkan tanda lapar, sakit, takut, dan sebagainya dan kita menafsirkan
tanda tersebut sebagai suatu komunikasi yang ekspresif maka kita masih berada
di dunia kedua (dunia psikologis).
Tetapi jika tanda tanda tersebut kita interpretasikan sebagai tanda yang member
informasi kepada kita tentang keadaan internal mereka, atau dengan kata lain
hal tersebut kita anggap sebagai perilaku yang komunikatif dan bertujuan maka
kita telah memasuki dunia ketiga atau dunia benda-benda, keadaan-keadaan, dan
peristiwa-peristiwa social. Mengpa demikian sebab semua individu dari kelompok
social tertentu memahami makna sebuah fenomena tersebut yang mereka anggap
eksternal.
Duani keempat yang objektif dapat
dikatakan berkembang dari fungsi deskriptif pada dunia ketiga. Melaluii fungsi
deskriptif pemeraian-pemeraian mengenai dunia dapat dinyatakan secara tegas.
Karena kita dapat menginterpretasikan ‘
benar’ dan ‘salah ‘ menggunakan nalar dan argumentasi.
Penjelasan lain berdasarkan table 2
adalah mengenai adaptasi fungsional yang terjadi dalam keempat dunia. Dalam
baris A, B, C, dan D table di atas dapat dijelaskan terdapat tiga
komponen adaptasi fungsional. Komponen tersebut ialah, pertama, prinsip
adaptasi; kedua, satuan pengalihan, yaitu organism yang melakukan pengalihan;
ketiga, mekanisme adaptasi.
Dalam dunia pertama, prinsip adaptasi
bersifat genetic. Artinya informasi diteruskan secara genetic dari generasi
satu ke generasi berikutnya. Satuan
pengalihannya adalah makhluk sedangkan mekanisme adaptasinya adalah
seleksi alam.
Dalam lingkup psikologis atau dunia
kedua, prinsip adaptasi adalah belajar, satuan pengalihannya adalah individu.
Hal ini dapat dilakukan oleh setiap individu yaitu setiapindividu dapat meneruskan informasi kepada dirinya sendiri
melalui belajar. Dalam hal ini mekanisme adaptasi melalui situai yang terkondisikan
atau mekanisme psikologis. Dalam mekanisme ini sesuatu yang gagal akan dibuang
sedangkan sesuatu yang berhasil akan dipakai.
Dalam dunia ketiga atau dalam ranah
budaya dan masyarakat, prinsip adaptasi adalah dengan cara pengalihan kultur.
Kelompok social tertentu mengalihkan informasi ke generasinya melalui
akulturasi anggota-anggotanya yang baru. Dengan demikian sebuah kelompok masyarakat
dapat belajar dari generasi sebelumnya.
Sedangkan pada ranah dunia keempat (ide
dan fakta objektif) informasi dialihkan melalui prinsip pengalihan linguistic
yang merupa teks. Masyarakat linguistic mengalihkan informasi tersebut menggunakan eliminasi kesalahan.
Misalnya saja tampak dalam metode ilmiah yang bersifat hipotetik deduktif.
Dapat disimpulkan bahwa dunia keempat
melingkupi kajian mengenai realita fisik, psikis, sosial.
Kajian mengenai linguistik juga
membentuk hirarki yang sejajar dengan dengan keempat dunia
sebagaimana yang dikemukakan Popper tadi. Jenis teori linguistik yang
paling dasar ialah teori yang mengkaji bahasa sebagai sesuatu yang fisik murni
atau setara dengan dunia kesatu. Teori ini terutama dianut oleh kaum
strukturalis pasca-Bloomfield yang ingin menganggap linguistik sebagai ilmu
fisika. Jenis teori yang kedua ialah mengkaji bahasa sebagai suatu fenomena
mental. Teori ini dikemukakan oleh Chomsky penganut aliran tata bahasa. Jenis
teori ketiga mengkaji bahasa sebagai fenomena social. Teori ini dianut oleh Saussure,
Firth, dan Halliday. Saussure menganggap bahasa adalah suatu lembaga social
yang hadir di luar anggota masyarakat linguistik.
Perdapat Saussure tersebut menurut Leech
dianggap telah memasukkan bahasa sebagai penghuni dunia keempat, yaitu sebuah pengetahuan yang
bersifat objektif. Dalam ari yang lain
bahasa hadir sebagai pengetahuan yang otonom.
D.
Fungsi Bahasa Menurut Halliday
Tiga fungsi bahasa yang dikemukakan
Halliday ( 1970,1973) ialah
a. Fungsi idesional: bahasa berfungsi
sebagai alat untuk menyampaikan dan menginterpretasi pengalaman dunia. Fungsi
ini dibagi menjadi fungsi eksperensial dan logical.
b. Fungsi interpersonal: bahasa befungsi
sebagai pengungkapan sikap penutur dan sebagai pengaruh pada sikap dan perilaku
peturur.
c. Fungsi tekstual bahasa: bahasa
berfungsi sebagai alat untuk mengontruksi atau menyusun sebuah teks.
Berdasarkan tiga fungsi tersebut Leech
memberikan tafsiran sebagai berikut.
Pertama, fungsi eksperensial dan logikal sejajar dengan
fungsi argumentative dan deskriptifnya Popper. Kedua bahwa Leech tidak sepaham
dengan Halliday yang mendudukan ketiga fungsi di atas ke dalam tata bahasa. Leech
berpandangan bahwa fungsi idesional adalah
fungsi tata bahasa( bahasa berfungsi untuk menyanpaikan ide kepada
penutur melalui kaidah-kaidah pemetaan makna bunyi). Fungsi idesional mencakup
fungsi deskriptif dan fungsi argumentasi. Tanpa fungsi iddesional (tata
bahasa), bahasa manusia akan digolongkan ke dalam kelompok komunikasi sinpanse.
Sedangkan fungsi interpersonal dan fungsi tektual merupakan fungsi pragmatik.
E.
Prakmatik Tekstual
Ada empat prinsip yang dikemukakan oleh
Slobin berkaitan dengan prakmatik tekstual. Prinsip tersebut sebagai berikut.
1.
Usahakan agar teks dapat diproses dalam batas waktu kemampuan
manusia.
2.
Usahakan agar teks itu jelas.
3.
Usahakan agar teks itu singkat dan mudah dipahami.
4.
Usahakan agar teks itu ekspresif.
Leech
member penjelasan keempat prinsip tersebut dengan istilah-istilah sebgai
berikut.
a.
Prinsip Prosebilitas
Leech menganjurkan agar teks disusun
sedemikian rupa hingga mudah bagi petutur e pesan untuk
mengkode pesan pada waktunya. Dalam proses mengkode pesan seseorang harus
menentukan (a) bagaimana membagi-bagi pesan, (b) bagaimana tingkat subordinasi
dan seberapa penting peran masing-masing satuan, dan (c) bagaimana mengurutkan
satuan-satuan pesan itu. Prinsip ini meliputi aspek fonologi, sintaksis, dan
semantik.
b.
Prinsip Kejelasan
Prinsip kejelasan secara umum dapat
dibagi menjadi dua maksim, yaitu maksim kejernihan dan mas atau ksim ketaksaan.
Prinsip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.
Usahakan suatu hubungan yang langsung dan jelas/jernih antara
struktur fonologis dengan struktur semantik (antara pesan dengan teks).
Contoh : Pagi akhirnya tiba, dan kami
harus berangkat. Pada contoh di atas terdapat ketidakjelasan antara
argumen ( pagi akhirnya tiba ) dengan predikat (harus berangkat). Contoh lain,
Waktu kami perlisahkan! Pada contoh ini siapakah yang dipersilahkan? Yang
disilahkan adalah orang bukan waktu.
2.
Hindari tuturan-tuturan yang taksa ( makna lebih dari satu).
Contoh: Saya belum jelas. Kalimat di atas menimbulkan
penafsiran tidak jelas pesan yang disampaikan oleh penutur atau tidak jelas
maksud penutur, atau petutur tidak mengerti apa yang disampaikan penutur.
Perbanjadikan kalimat menjadi
Saya belum mengerti.
c.
Prinsip Ekonomi
Yang dimaksud prinsip ekonomi : usahakan
agar teks itu singkat dan mudah dipahami.
Bandingkan dua pasangan kalimat berikut ini.
Kita wajib saling menghormati terhadap
hak-hak asasi manusia
|
Kita wajib saling menghormati hak-hak
asasi manusia.
|
Para tamu-tamu sudah disilahkan duduk
|
Para tamu disilahkan duduk
|
Hardi tidak masuk sekolah sebab ia
sakit.
|
Hardi tidak masuk sekolah sebab sakit
|
d.
Prinsip Ekspresivitas
Prinsip ekspresivitas harus mencakup
maksim ikonitas. Maksim ini menganjurkan si pemakai bahasa agar teks itu meniru
aspek-aspek pesan.
Perhatikan teks betikut ini.
1.
John Brown melakukan kejahatan itu, dan John Brown harus
dihukum.
2.
Mereka berusaha sekuat tenaga dan kami berusaha sekuat tenaga
dan kami mengalahkan mereka dan kami mengalahkan mereka habis-habisan.
Kalimat-kalimat di atas merupakan contoh
pengulangan ekspresif. Artinya pengulangan suatu bentuk yang dilakukan untuk
tujuan-tujuan retorik seperti member kejutan, mebuat terkesan petutur dan lain
sebaginya.
F.
Simpulan
Bahasa terdiri atas tata bahasa dan
pragmatic. Tata bahasa adalah suatu sistem yang bastrak dan formal untuk
menghasilkan dan menafsirkan pesan. Sedangkan Pragmatik merupakan seperangkat
strategi dan prinsip untuk dapat berhasil dalam komunikasi dengan mengunakan
tata bahasa. Tata bahasa telah menyesuaikan diri secara fungsional dalam arti
bahwa tata bahasa memiliki sifat-sifat memudahkan bekerjanya pragmatik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar