LEGENDA ASAL-USUL DESA PRINGGOBOYO: ANALISIS
STRUKTUR ALA MARANDA.
A. Pengantar
Sastra lisan merupakan salah satu khasanah kebudayaan
suatu bangsa. Hal tersebut terlihat dari cara penyebaran sastra lisan. Sastra
lisan disebrakan secara turun temurun oleh pemilik kebudayaan tersebut. Hal ini
sebagaimana dikemukakan Danandjaya
(1984:2) dalam Sudikan (2001:12) bahwa folkor sebagai sebagai kebudayaan secara
kolektif yang diwariskan secara turun temurun.
Sebagai bangsa yang besar Indonesia
memiliki banyak sastra Lisan.Salah satu jenis sastra lisan ialah
legenda.Legenda merupakan jenis sastra lisan yang bertutur ingtang terjadinya
tempat teringtu.
Sebagaimana jenis sastra lain, sastra
lisan dituturkan untuk menyampaikan
pesan atau gagasan teringtu kepada pendengarnya. Salah satu alat yang dipakai
untuk mengetatahui makna tersebut adalah dengan mengenal struktur sastra
tersebut.
Pringgoboyo sebagai salah satu desa di
Lamongan merupakan desa yang memiliki banyak cerita mistik.Di desa ini dikenal
secara luas sebagai tempat pemakaman Joko Tingkir selain makam yang terdapat di
Jawa Inggah.Di makam tersebut terdapat banyak pohon bambu yang diyakini
masyarakat memiliki kekuatan magis teringtu.Selain itu di desa ini terdapat
sebuah masjid tua yang diyakini sebagai masjid tiban.Asal-usul desa ini dikaji karena peneliti ingin mengetahui
apakah nama Pringgoboyo ada kaitannya dengan Joko Tingkir.
B. Penerapan
Teori
1.
Struktural
Naratif Maranda
Dalam pembahasan
ini digunakan teori structural yang dikembangkan oleh Maranda.Ada dua konsep
utama yang dikemukakan Maranda mengenai strur naratif cerita.Yang pertama
adalah istilah terem atauterm. Terem merupakan simbul yang dilengkapi dengan
konteks kemasyarakatan dan kesejarahan ( Sudikan, 2001:25).
Yang kedua fungsi atau function.Fungsi merupakan peranan yang
dipegang oleh terem. Fungsi mempengaruhi terem
yang wujudnya dibatasi oleh terem(Sudikan, 2001:26).
2.
Analisis
Struktur Cerita.
Alur cerita
1.
Joko Tingkir seorang mantan sultan Pajang melarikan diri, menyamar
jadi tukang sapu di Masjid Baiturrahman Solo ingin mencari tempat yang ingang,
bedo’a kepada Tuhan di makam kakeknya.
2.
Tuhan Yang Maha Esa
mengabulkan do’a hambanya yang bernama
Joko Tingkir dengan cara mengirim
buaya-buaya.
3.
Buaya Bengawan Solo behati mulia menolong mengantarkan Joko Tingkir mencari
tempat yang ingang menggunakan rakit yang terbuat dari bambu atau dalam bahasa
Jawa disebut Pring. Buaya berhenti di suatu tempat, ia tidak dapat bergerak ke
utara atau ke selatan.
4.
Tempat diberi nama
Pringgoboyo
5.
Joko Tingkir membuat rumah
atau dalem, menikah dengan putri
Cempo dan meninggal serta
dimakamkan di Desa Pringgoboyo.
Terem :
a =Makam di pinggir Bengawan Solo
a1 = Joko Tingkir
a2
= makam
a3
= Buaya
a4= Rakit bambu
b
= Tuhan Yang Mahaesa
c
= Desa Pringgoboyo
c1
= Ki Angungboyo
Fungsi
x
= kebaikan
x1
= kesederhanaan
x2
= berdo’a
x3
= menolong
y
= kekuasaan
y1=
mengirim utusan
y2
= menolong
Dalam makalah ini kode N berarti asal-usul
terjadinya Desa Pringgoboyo. Bedasarkan hal tersebut alur cerita
digambarkan sebagai berikut.
N = (a1 ):((
a1)x1 + (a2)): (b)y1: ((a3)x3+(a4)):
((c)+(c1))
Joko Tinggkir yang menginginkan hidup ingang
menyingkir dari Pajang.Joko Tingkir berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dimakam. Tuhan mengabulkan doa tersebut
dengan cara mengirim buaya yang baik hati untuk menolong Joko Tingkir. Joko
Tingkir diantarkan ke suatu desa. Joko Tingkirr berganti nama menjadi
Anggungboyo. Desa tersebut diberi nama Pringgoboyo. Joko Tingkir meninggal di desa tersebut dan
dimakamkan di sana.
Jika dilihat
dari sudut pandang tokoh, alur cerita dapat digambarkan sebagai berikut.
N = (a1):(b)+(a2):(a3):((a4)::(c)+(c1))
Karena ingin hidup ingang, Joko Tingkir
menyingkir dari Pajang.Ia berdoa kepada Tuhan di makam. Tuhan mengabulkan
doanya dan mengirim buaya.Buaya mengantar Joko Tingkir ke sebuah desa.Ia
berganti nama menjadi Anggungboyo. Desa itu diberi nama Pringgoboyo. Ia
meninggal dan dimakamkan di desa itu.
Dilihat dari sudut pandang fungsinya,
alur cerita di atas dapat digambarkan sebagai berikut.
N = (x1
+ x2) : y2 : x3
Sifat keserhanaan dan ketawakalan
seorang manusia kepada Tuhan akan mempermudah doa seorang manusia mudah
dikabulkan oleh Tuhan. Tuhan mengabulkan
doa manusipun dengan cara-Nya sendiri
yang tak pernah diduga manusia tersebut.
Kesederhanaan Joko Tingkir terlihat dari
upaya dia menyingkir dari Kesultanan Pajang, menyamar menjadi seorang tukang
sapu, keinginannya untuk mencari kehidupan yang ingang.Cara untuk memperoleh
cita-cita tersebut dijalankan dengan berdoa kepada Tuhan YME di makam.Hal
tersebut menjukkan di menyerahkan diri kepada Tuhan yang di dalam terminologi
Islam disebut dengan tawakal.Sebab tindakan itulah Tuhan menolong Joko Tingkir
dengan mengirim buaya untuk mengantarkan Joko Tingkir ke tempat yang
diinginkannya.
Hal tersebut diceritakan oleh penutur dengan tujuan agar anak cucuk
penutur dapat mengetahui carita terjadinya Pringgoboyo dan anak cucu penutur
dapat meniru apa yang dilakukan oleh Joko Tingkir terutama sikap Joko Tingkir
yang sederhana dan selalu berdoa kepada Tuhan YHE.
Pelaku-pelaku dalam cerita ini.
1. Joko
Tingkir yang sederhana dan tawakal.
2. Tuhan
Yang Maha Esa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar