Foto Kegiatan

Sabtu, 09 Maret 2013

LEGENDA ASAL-USUL DESA PRINGGOBOYO: ANALISIS STRUKTUR ALA MARANDA.


LEGENDA ASAL-USUL DESA PRINGGOBOYO: ANALISIS STRUKTUR ALA MARANDA.

A.    Pengantar
Sastra lisan  merupakan salah satu khasanah kebudayaan suatu bangsa. Hal tersebut terlihat dari cara penyebaran sastra lisan. Sastra lisan disebrakan secara turun temurun oleh pemilik kebudayaan tersebut. Hal ini sebagaimana dikemukakan  Danandjaya (1984:2) dalam Sudikan (2001:12) bahwa folkor sebagai sebagai kebudayaan secara kolektif yang diwariskan secara turun temurun.
Sebagai bangsa yang besar Indonesia memiliki banyak sastra Lisan.Salah satu jenis sastra lisan ialah legenda.Legenda merupakan jenis sastra lisan yang bertutur ingtang terjadinya tempat teringtu.
Sebagaimana jenis sastra lain, sastra lisan dituturkan  untuk menyampaikan pesan atau gagasan teringtu kepada pendengarnya. Salah satu alat yang dipakai untuk mengetatahui makna tersebut adalah dengan mengenal struktur sastra tersebut.
Pringgoboyo sebagai salah satu desa di Lamongan merupakan desa yang memiliki banyak cerita mistik.Di desa ini dikenal secara luas sebagai tempat pemakaman Joko Tingkir selain makam yang terdapat di Jawa Inggah.Di makam tersebut terdapat banyak pohon bambu yang diyakini masyarakat memiliki kekuatan magis teringtu.Selain itu di desa ini terdapat sebuah masjid tua yang diyakini sebagai masjid tiban.Asal-usul desa ini dikaji karena peneliti ingin mengetahui apakah nama Pringgoboyo ada kaitannya dengan Joko Tingkir.

B.     Penerapan Teori
1.      Struktural Naratif Maranda
Dalam pembahasan ini digunakan teori structural yang dikembangkan oleh Maranda.Ada dua konsep utama yang dikemukakan Maranda mengenai strur naratif cerita.Yang pertama adalah istilah terem atauterm. Terem merupakan simbul yang dilengkapi dengan konteks kemasyarakatan dan kesejarahan ( Sudikan, 2001:25).
Yang kedua fungsi atau function.Fungsi merupakan peranan yang dipegang oleh terem. Fungsi mempengaruhi terem  yang wujudnya dibatasi oleh terem(Sudikan, 2001:26).

2.      Analisis Struktur Cerita.
Alur cerita
1.      Joko Tingkir seorang  mantan sultan Pajang melarikan diri, menyamar jadi tukang sapu di Masjid Baiturrahman Solo ingin mencari tempat yang ingang, bedo’a kepada Tuhan  di makam kakeknya.
2.      Tuhan Yang Maha Esa mengabulkan do’a hambanya  yang bernama Joko Tingkir dengan  cara mengirim buaya-buaya.
3.      Buaya  Bengawan Solo behati mulia  menolong mengantarkan Joko Tingkir mencari tempat yang ingang menggunakan rakit yang terbuat dari bambu atau dalam bahasa Jawa disebut Pring. Buaya berhenti di suatu tempat, ia tidak dapat bergerak ke utara atau ke selatan.
4.      Tempat diberi nama Pringgoboyo
5.      Joko Tingkir membuat rumah atau dalem, menikah dengan putri  Cempo  dan meninggal serta dimakamkan di Desa Pringgoboyo.
Terem :
a  =Makam di pinggir  Bengawan Solo
a1  = Joko Tingkir
a2 =  makam
a3 = Buaya
a4=  Rakit bambu
b = Tuhan Yang Mahaesa
c = Desa Pringgoboyo
c1 = Ki Angungboyo

Fungsi
     x = kebaikan
     x1 =  kesederhanaan
     x2 = berdo’a
     x3 = menolong
y = kekuasaan
y1= mengirim utusan
y2 = menolong
Dalam makalah ini kode N berarti asal-usul terjadinya Desa  Pringgoboyo.  Bedasarkan hal tersebut alur cerita digambarkan sebagai berikut.
N = (a1 ):(( a1)x1 + (a2)): (b)y1: ((a3)x3+(a4)): ((c)+(c1))
Joko Tinggkir yang menginginkan hidup ingang menyingkir dari Pajang.Joko Tingkir berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa dimakam.  Tuhan mengabulkan doa tersebut dengan cara mengirim buaya yang baik hati untuk menolong Joko Tingkir. Joko Tingkir diantarkan ke suatu desa. Joko Tingkirr berganti nama menjadi Anggungboyo. Desa tersebut diberi nama Pringgoboyo.  Joko Tingkir meninggal di desa tersebut dan dimakamkan di sana.
Jika dilihat dari sudut pandang tokoh, alur cerita dapat digambarkan sebagai berikut.
N = (a1):(b)+(a2):(a3):((a4)::(c)+(c1))
Karena ingin hidup ingang, Joko Tingkir menyingkir dari Pajang.Ia berdoa kepada Tuhan di makam. Tuhan mengabulkan doanya dan mengirim buaya.Buaya mengantar Joko Tingkir ke sebuah desa.Ia berganti nama menjadi Anggungboyo. Desa itu diberi nama Pringgoboyo. Ia meninggal dan dimakamkan di desa itu.
Dilihat dari sudut pandang fungsinya, alur cerita di atas dapat digambarkan sebagai berikut.
N = (x1 + x2) : y2 : x3
Sifat keserhanaan dan ketawakalan seorang manusia kepada Tuhan akan mempermudah doa seorang manusia mudah dikabulkan oleh Tuhan.  Tuhan mengabulkan doa manusipun dengan cara-Nya  sendiri yang tak pernah diduga manusia tersebut.
Kesederhanaan Joko Tingkir terlihat dari upaya dia menyingkir dari Kesultanan Pajang, menyamar menjadi seorang tukang sapu, keinginannya untuk mencari kehidupan yang ingang.Cara untuk memperoleh cita-cita tersebut dijalankan dengan berdoa kepada Tuhan YME di makam.Hal tersebut menjukkan di menyerahkan diri kepada Tuhan yang di dalam terminologi Islam disebut dengan tawakal.Sebab tindakan itulah Tuhan menolong Joko Tingkir dengan mengirim buaya untuk mengantarkan Joko Tingkir ke tempat yang diinginkannya.
Hal tersebut diceritakan  oleh penutur dengan tujuan agar anak cucuk penutur dapat mengetahui carita terjadinya Pringgoboyo dan anak cucu penutur dapat meniru apa yang dilakukan oleh Joko Tingkir terutama sikap Joko Tingkir yang sederhana dan selalu berdoa kepada Tuhan YHE.
Pelaku-pelaku dalam cerita ini.
1.      Joko Tingkir yang sederhana dan tawakal.
2.      Tuhan Yang Maha Esa
3.      Buaya yang baik hati



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

COACHING DALAM PENDIDIKAN

A. Pendahuluan            Senin, 1 Februari 2021 merupakan hari bersejarah bagi pendidikan Indonesia. Pada hari itu Menteri Pendidikan dan K...